Indonesia
memiliki banyak tempat pariwisata yang tersebar luas dari Sabang sampai
Merauke. Tempat tersebut dapat berupa pantai, musium, wahana bermain dan juga
peninggalan-peninggalan bersejarah yang salah satunya berupa candi. Indonesia
mempunyai banyak candi contohnya candi mendut, candi penataran, candi borobudur
dan candi prambanan. Setiap candi mempunyai kisah bagaimana candi tersebut
terbentuk. Misalnya candi prambanan yang
menurut masyarakat jawa terdapat sebuah legenda bagaimana terbentuknya
candi tersebut. Berikut legenda terbentuknya candi prambanan.
Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro
Jonggrang. Karena Jonggrang tak mencintai Bondowoso, Jonggrang meminta
Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir
terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api
besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat
membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena
merasa dicurangi.read more
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama,
yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang
Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap
candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu
Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu,
masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara,
halaman kedua memiliki 224 candi. Memasuki candi Siwa yang terletak di
tengah dan bangunannya paling tinggi terdapat 4 buah ruangan. Satu ruangan
utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca
Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga
itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang
diceritakan di atas. Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, terdapat
satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak
di sebelah selatan Candi Siwa, terdapat satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang
terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia
setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi
Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap
mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu
(berarti ‘terbit’ atau ‘bersinar’, biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam
mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa
menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat)
dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa). Kemampuan menyelamatkan itu
yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai
kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta
lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga
menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi
adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan
istilah Krut atau Pha Krut.
Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah
Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang
diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru
yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan
keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah
mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa
masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan
untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana
Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep
Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di
candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang
digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di
Prambanan telah mendunia.
Berdasarkan uraian diatas prambanan dapat di artikan sebagai
prasasti-prasasti orang suci hindu. Candi prambanan adalah kelompok percandian
hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti sanjaya pada abad IX tepatnya pada
tahun 778 tahun saka. Kita sebagai
generasi muda harus melestarikan kebudayaan Indonesia dengan menjaga keutuhan
keraton dan nilai seninya. Mengungkapkan Candi Prambanan dengan menulis sejarah
Candi tersebut ke dalam sebuah karya tulis guna kepentingan untuk melestarikan
sejarah kebudayaan Indonesia. Candi Prambanan harus dijaga keutuhannya dan
keasliannya agar tetap terlihat nilai-nilai sejarahnya.
0 komentar:
Posting Komentar